Cari alamat situs disini?

Google
 

Sabtu, 28 Juli 2007

Saatnya Anak Muda Tunjukan Kualitas

Assalamualaikum.Wr.Wb
Budaya untuk menaruh harapan di pundak anak muda sangatlah banyak kita dengar, bahkan sering kali ada stetment yang mengatakan bahwa keberhasilan suatu bangsa itu dapat dilihat dari anak mudanya.
Anak muda yang seperti apasih yang di harapkan oleh islam dan bangsa ini?
Pemuda yang dapat melakukan perubahan menjadi pelurus bangsa bukan penerus bangsa, peka terhadap keadaan sekitar lingkungan (terutama dalam bidang sosial) pada khususnya dan bangsa pada umumnya.Pemuda harus mempunyai kemampuan untuk meneliti dan mengkoreksi segala sesuatu yang dianggap tabu.
Meskipun demikian walaupun bangkitnya agama dan bangsa ini bertumpu pada anak muda terdapat faktor- faktor yang harus dihindari oleh gerakan pemuda. DR. Yusuf Al Qardhawi membaginya dalam 5 faktor yaitu :
1. Kedangkalan studi Islam dan syariatnya.
2. Tidak mengakui kebenaran pendapat orang lain.
3. Sibuk mempersoalkan masalah-masalah kecil dan melupakan masalah-masalah besar.
4. Berdebat dengan pendekatan yang kasar.
5. Cenderung memberatkan diri dan mempersulit persoalan

Hal hal inilah yang harus kita sadari bersama sebagai anak muda yang memiliki masa depan.Faktor faktor diatas harus dapat perhatikan ataupn diperbaiki oleh organisasi pemuda islam.
Yang harus diperhatikan juga adalah mempersiapkan para pemuda untuk siap berkompetisi dalam bidang apapun baik ilmu teknologi ataupun disiplin ilmu yang lainnya, sehingga pemuda islam tidak kuper dan mempunyai wawasan yang cukup. Bekal latihan dasar kepemimpinan dalam organisasi harus menjadi dasar acuan untuk menggemleng anggota baru guna mempersiapkan kaderisasi yang baik dan kualified.
Dan yang Terakhir adalah masjid dan musholla harus menjadi basecamp segala bentuk kegiatan anak muda.
Dengan demikian anak muda harus tunjukan kualitasnya saat ini!
Mari kita awali dari masjid dan musholla kita
congratulation..............
wassalam,
Hendra Wijaya

Read More....

Rokok Dapat Turunkan Sistem Kekebalan Gusi

Penelitian mahasiwa UI, kebiasaan merokok tidak hanya menyebabkan kelainan janin dan kehamilan ternyata membuat sistem kekebalan gusi menjadi menurun

Hidayatullah.com--Kebiasaan merokok tidak hanya menyebabkan kelainan pada janin, gangguan kehamilan, dan impotensi. Kebiasaan buruk ini ternyata juga menyebabkan sistem kekebalan tubuh khususnya gusi menjadi menurun.

Penelitian ini dilakukan Sri Lelyati Masulili, membawanya meraih gelar doktor di Fakultas Kedokteran Gigi UI, Jumat (27/7). Kasus infeksi pada jaringan gusi (Periodontitis) yang biasanya ditandai dengan gusi berdarah akibat salah cara menyikat gigi, ternyata bisa juga disebabkan dari kebiasaan merokok.

"Awal timbulnya (Periodontitis) tidak bisa dirasakan dan tiba-tiba sudah parah. Sebelum gusi berdarah, tanda awalnya banyak plak pada gigi seorang perokok," kata Lely.

Adanya plak dan gusi berdarah hanya gejala awal, selanjutnya gigi mudah digoyangkan. Kalau sudah begini berarti tulang yang menjadi pondasi gusi sudah terkena dampak serius.

Pada penelitiannya Lely mengambil sampel ratusan pasien pria yang perokok dan tidak merokok dengan usia 25 tahun-64 tahun. Sampel diambil dari FKG UI, Klinik Ladokgi, Klinik Denta Media Jakarta, dan Klinik Duta Medika Cimanggis. Jenis rokok yang diteliti filter, kretek, dan kretek filter.

Sampel usia itu diambil, dengan pemikiran sekarang semakin banyak yang merokok usia belasan tahun, sedangkan gejala ini baru bisa diketahui beberapa tahun kemudian. Sampelnya semua pria, karena perokok memang kebanyakan pria.

Cairan gusi

Sistem penelitian ini, dengan meneliti cairan pada gusi dengan melihat kadar IL-1â, dan TNF á, indikator perusak pada cairan gusi. Cairan gusi ini diteliti dan dikaitkan dengan temuan pendarahan gusi serta jenis rokok yang dikonsumsi. Hasilnya perokok kretek menempati kategori paling parah.

"Penyebabnya kandungan tembakau dan nikotin. Meski di Indonesia ada aturan standar nikotin kurang dari 1,5 mg itu tidak membuat keadaan lebih baik," ujar Lely.

Pembakaran rokok juga menyebabkan gangguan sirkulasi peredaran darah ke gusi sehingga mudah terserang penyakit. Selain itu akan timbul potensi penyakit tulang yang meluas. Penyakit-penyakit rongga mulut ini utamanya disebabkan karena asap rokok yang panas dan bersifat karsinogenik.

Di sisi lain, kalangan yang tidak merokok juga rawan penyakit jaringan gusi jika tidak menyikat gigi dengan benar. Dari hasil analisis Lely tentang cara menggosok gigi dan frekuensinya, ditemukan frekuensi Periodontitis Kronis tidak berhubungan dengen frekuensi menggosok gigi.

"Jadi tidak benar kalau semakin sering digosok semakin bersih dan tidak berpotensi kena. Yang lebih penting cara menggosok gigi harus benar," katanya.

Read More....

Jumat, 27 Juli 2007

Syaikh Nawawi Al-Bantani Al-Jawi (1): Guru Para Ulama Indonesia

Syaikh Nawawi Al-Bantani Al-Jawi (1): Guru Para Ulama Indonesia
oleh: Hery Sucipto
Bismilahirrahmanirrahim Walhamdulillahi Rabbil ‘aalamiin Wassholatu Wassalamu `Ala Rasulillah, Wa’ala Aalihie Washohbihie Waman Walaah amma ba’du…
Ada beberapa nama yang bisa disebut sebagai tokoh Kitab Kuning Indonesia. Sebut misalnya, Syekh Nawawi Al-Bantani, Syekh Abdul Shamad Al-Palimbani, Syekh Yusuf Makasar, Syekh Syamsudin Sumatrani, Hamzah Fansuri, Nuruddin Al-Raniri, Sheikh Ihsan Al-Jampesi, dan Syekh Muhammad Mahfudz Al-Tirmasi. Mereka ini termasuk kelompok ulama yang diakui tidak hanya di kalangan pesantren di Indonesia, tapi juga di beberapa universitas di luar negeri. Dari beberapa tokoh tadi, nama Syekh Nawawi Al-Bantani boleh disebut sebagai tokoh utamanya. Ulama kelahiran Desa Tanara, Kecamatan Tirtayasa, Serang, Banten, Jawa Barat, 1813 ini layak menempati posisi itu karena hasil karyanya menjadi rujukan utama berbagai pesantren di tanah air, bahkan di luar negeri.
Bernama lengkap Abu Abdullah al-Mu’thi Muhammad Nawawi bin Umar al-Tanari al-Bantani al-Jawi, Syekh Nawawi sejak kecil telah diarahkan ayahnya, KH. Umar bin Arabi menjadi seorang ulama. Setelah mendidik langsung putranya, KH. Umar yang sehari-harinya menjadi penghulu Kecamatan Tanara menyerahkan Nawawi kepada KH. Sahal, ulama terkenal di Banten. Usai dari Banten, Nawawi melanjutkan pendidikannya kepada ulama besar Purwakarta Kyai Yusuf.
Ketika berusia 15 tahun bersama dua orang saudaranya, Nawawi pergi ke Tanah Suci untuk menunaikan ibadah haji. Tapi, setelah musim haji usai, ia tidak langsung kembali ke tanah air. Dorongan menuntut ilmu menyebabkan ia bertahan di Kota Suci Mekkah untuk menimba ilmu kepada ulama-ulama besar kelahiran Indonesia dan negeri lainnya, seperti Imam Masjidil Haram Syekh Ahmad Khatib Sambas, Abdul Ghani Bima, Yusuf Sumbulaweni, Syekh Nahrawi, Syekh Ahmad Dimyati, Ahmad Zaini Dahlan, Muhammad Khatib Hambali, dan Syekh Abdul Hamid Daghestani.
Tiga tahun lamanya ia menggali ilmu dari ulama-ulama Mekkah. Setelah merasa bekal ilmunya cukup, segeralah ia kembali ke tanah air. Ia lalu mengajar dipesantren ayahnya. Namun, kondisi tanah air agaknya tidak menguntungkan pengembangan ilmunya. Saat itu, hampir semua ulama Islam mendapat tekanan dari penjajah Belanda. Keadaan itu tidak menyenangkan hati Nawawi. Lagi pula, keinginannya menuntut ilmu di negeri yang telah menarik hatinya, begitu berkobar. Akhirnya, kembalilah Syekh Nawawi ke Tanah Suci.
Kecerdasan dan ketekunannya mengantarkan ia menjadi salah satu murid yang terpandang di Masjidil Haram. Ketika Syekh Ahmad Khatib Sambas uzur menjadi Imam Masjidil Haram, Nawawi ditunjuk menggantikannya. Sejak saat itulah ia menjadi Imam Masjidil Haram dengan panggilan Syekh Nawawi al-Jawi. Selain menjadi Imam Masjid, ia juga mengajar dan menyelenggarakan halaqah (diskusi ilmiah) bagi murid-muridnya yang datang dari berbagai belahan dunia.
Laporan Snouck Hurgronje, orientalis yang pernah mengunjungi Mekkah ditahun 1884-1885 menyebut, Syekh Nawawi setiap harinya sejak pukul 07.30 hingga 12.00 memberikan tiga perkuliahan sesuai dengan kebutuhan jumlah muridnya. Di antara muridnya yang berasal dari Indonesia adalah KH. Kholil Madura, K.H. Asnawi Kudus, K.H. Tubagus Bakri, KH. Arsyad Thawil dari Banten dan KH. Hasyim Asy’ari dari Jombang. Mereka inilah yang kemudian hari menjadi ulama-ulama terkenal di tanah air. Sejak 15 tahun sebelum kewafatannya, Syekh Nawawi sangat giat dalam menulis buku. Akibatnya, ia tidak memiliki waktu lagi untuk mengajar. Ia termasuk penulis yang produktif dalam melahirkan kitab-kitab mengenai berbagai persoalan agama. Paling tidak 34 karya Syekh Nawawi tercatat dalam Dictionary of Arabic Printed Books karya Yusuf Alias Sarkis.

Beberapa kalangan lainnya malah menyebut karya-karyanya mencapai lebih dari 100 judul, meliputi berbagai disiplin ilmu, seperti tauhid, ilmu kalam, sejarah, syari’ah, tafsir, dan lainnya. Di antara buku yang ditulisnya dan mu’tabar (diakui secara luas–Red) seperti Tafsir Marah Labid, Atsimar al-Yaniah fi Ar-Riyadah al-Badiah, Nurazh Sullam, al-Futuhat al-Madaniyah, Tafsir Al-Munir, Tanqih Al-Qoul, Fath Majid, Sullam Munajah, Nihayah Zein, Salalim Al-Fudhala, Bidayah Al-Hidayah, Al-Ibriz Al-Daani, Bugyah Al-Awwam, Futuhus Samad, dan al-Aqdhu Tsamin. Sebagian karyanya tersebut juga diterbitkan di Timur Tengah. Dengan kiprah dan karya-karyanya ini, menempatkan dirinya sebagai Sayyid Ulama Hijaz hingga sekarang.
Dikenal sebagai ulama dan pemikir yang memiliki pandangan dan pendirian yang khas, Syekh Nawawi amat konsisten dan berkomitmen kuat bagi perjuangan umat Islam. Namun demikian, dalam menghadapi pemerintahan kolonial Hindia Belanda, ia memiliki caranya tersendiri. Syekh Nawawi misalnya, tidak agresif dan reaksioner dalam menghadapi kaum penjajah. Tapi, itu tak berarti ia kooperatif dengan mereka. Syekh Nawawi tetap menentang keras kerjasama dengan kolonial dalam bentuk apapun. Ia lebih suka memberikan perhatian kepada dunia ilmu dan para anak didiknya serta aktivitas dalam rangka menegakkan kebenaran dan agama Allah SWT.
Dalam bidang syari’at Islamiyah, Syekh Nawawi mendasarkan pandangannya pada dua sumber inti Islam, Alquran dan Al-Hadis, selain juga ijma’ dan qiyas. Empat pijakan ini seperti yang dipakai pendiri Mazhab Syafi’iyyah, yakni Imam Syafi’i. Mengenai ijtihad dan taklid (mengikuti salah satu ajaran), Syekh Nawawi berpendapat, bahwa yang termasuk mujtahid (ahli ijtihad) mutlak adalah Imam Syafi’i, Hanafi, Hanbali, dan Maliki. Bagi keempat ulama itu, katanya, haram bertaklid, sementara selain mereka wajib bertaklid kepada salah satu keempat imam mazhab tersebut. Pandangannya ini mungkin agak berbeda dengan kebanyakan ulama yang menilai pintu ijtihad tetaplah terbuka lebar sepanjang masa. Barangkali, bila dalam soal mazhab fikih, memang keempat ulama itulah yang patut diikuti umat Islam kini.
Apapun, umat Islam patut bersyukur pernah memiliki ulama dan guru besar keagamaan seperti Syekh Nawawi Al-Bantani. Kini, tahun haul (ulang tahun wafatnya) diperingati puluhan ribu orang di Tanara, Banten, setiap tahunnya.
Syekh Nawawi al-Bantani wafat dalam usia 84 tahun di Syeib A’li, sebuah kawasan di pinggiran kota Mekkah, pada 25 Syawal 1314H/1879 M.

Read More....

Penciptaan yang Berpasang-Pasangan


"Maha Suci Tuhan yang telah menciptakan pasangan-pasangan semuanya, baik dari apa yang ditumbuhkan oleh bumi dan dari diri mereka maupun dari apa yang tidak mereka ketahui." (Al Qur'an, 36:36)
Meskipun gagasan tentang "pasangan" umumnya bermakna laki-laki dan perempuan, atau jantan dan betina, ungkapan "maupun dari apa yang tidak mereka ketahui" dalam ayat di atas memiliki cakupan yang lebih luas. Kini, cakupan makna lain dari ayat tersebut telah terungkap. Ilmuwan Inggris, Paul Dirac, yang menyatakan bahwa materi diciptakan secara berpasangan, dianugerahi Hadiah Nobel di bidang fisika pada tahun 1933. Penemuan ini, yang disebut "parité", menyatakan bahwa materi berpasangan dengan lawan jenisnya: anti-materi. Anti-materi memiliki sifat-sifat yang berlawanan dengan materi. Misalnya, berbeda dengan materi, elektron anti-materi bermuatan positif, dan protonnya bermuatan negatif. Fakta ini dinyatakan dalam sebuah sumber ilmiah sebagaimana berikut:
"…setiap partikel memiliki anti-partikel dengan muatan yang berlawanan … … dan hubungan ketidakpastian mengatakan kepada kita bahwa penciptaan berpasangan dan pemusnahan berpasangan terjadi di dalam vakum di setiap saat, di setiap tempat."
Semua ini menunjukkan bahwa unsur besi tidak terbentuk di Bumi, melainkan dibawa oleh meteor-meteor melalui ledakan bintang-bintang di luar angkasa, dan kemudian "dikirim ke bumi", persis sebagaimana dinyatakan dalam ayat tersebut. Jelas bahwa fakta ini tak mungkin diketahui secara ilmiah pada abad ke-7, di saat Al Qur'an diturunkan. (http://www.2think.org/nothingness.html, Henning Genz – Nothingness: The Science of Empty Space, s. 205

Read More....

Rabu, 25 Juli 2007

Rakyat Amerika Dukung Muslim

Walaupun Pemerintah Amerika Serikat selalu memojokan islam dengan propagandanya tapi ternyata hal tersebut tidak mempengaruhi rakyat amerika untuk mendukung umat Islam.
Hal ini terbukti dari hasil Riset Polling yang dilakukan oleh Asosiasi Internasional Riset Princeton (Princeton Survey Research Associates International), menunjukkan bahwa lebihd ari 50 persen dari rakyat AS tidak menerima propaganda negatif pemerintah mereka terhadap muslimin, dan mereka mengatakan bahwa muslimin di AS adalah orang-orang yang mencintai perdamaian dan ketenangan.
Masyarakat AS juga mengatakan bahwa perdamaian merupakan inti dari dasar-dasar ajaran Islam

Read More....

Selasa, 24 Juli 2007

Hewan Diciptakan dari Air

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat serta hidayahNya yang selalu memberikan kita akan ilmu yang bersumber dari Al-Quran.
Mungkin banyak masyarakat muslim yang belum tahu kalau Hewan diciptakan oleh Allah SWT dari apa?,
Hal ini banyak disebabkan kurangnya kaum muslimin membaca dan mengkaji Al-Quran sehingga banyak ilmu tidak terungkap. Kalau manusia diciptakan Allah dari tanah melalui kisah nabi Adam AS, kemudian malaikat dari cahaya dan Iblis dari api, maka diciptakan dari apakah hewan ?
Untuk jawabannya ada baiknya kita membuka kitab suci AL-Quran sebagai satu- satunya sumber yang dapat kita imani.
Quran surat An Nurr ayat 45 menyebutkan :
"Dan Allah telah menciptakan semua jenis hewan dari air, maka sebagian dari hewan itu ada yang berjalan diatas perutnya dan sebagian berjalan dengan dua kaki, sedang sebagian yang lain berjalan dengan empat kaki. Allah menciptakan apa yang dikehendaki-NYA. Sesungguhnya Allah maha kuasa atas segala sesuatu".
maka sesungguhnya dengan keagungan Allah SWT hewan diciptakan dari Air.

Read More....